Keluarga, Awal Pendidikan Karakter


KELUARGA, AWAL PENDIDIKAN KARAKTER

Ketika tindak kekerasan, pelecehan seksual dan kriminal lainnya menjadi menu harian media massa. Apa yang terjadi dengan bangsa kita? Pertanyaan yang sama juga muncul ketika kita mengetahui berbagai tindak korupsi, suap-menyuap, sogok-menyogok di lingkungan pemerintahan, badan-badan usaha milik negara, atau perusahaan swasta yang merugikan keuangan negara. Bahkan ketika kita ingin lulus tes CPNS pun harus pakai uang pelicin. Apa yang didengar, dilihat dan dialami oleh kita tersebut mengacu kepada satu hal, yaitu karakter. Mental bangsa ini banar-benar berada pada titik nadir.
Di tengah-tengah dekadensi moral yang sudah marambah ke segenap segmen kehidupan, penanaman nilai-nilai moral menjadi sangat urgen dalam rangka membina karakter generasi bangsa. Melalui proses pendidikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan sosial yang baik, generasi bangsa yang berkarakter baik akan terwujud.
Keluarga sebagai lingkungan pertama tempat anak bersosialilsasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter. Karena pada keluarga inilah pondasi bagi anak terbentuk. Lingkungan keluarga yang baik akan menghasilkan anak-anak yang baik. Yang pada akhirnya akan terbangun bangsa yang baik dan beradab.
Keluarga memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Karena dari keluarga ini akan terbangun masyarakat, sehingga jika keluarga-keluarga yang merupakan fondasi masyarakat lemah, maka masyarakat pun akan lemah. Dan, jika masyarakatnya lemah maka bangsa suatu negara pun akan lemah. Oleh karena itu, teori para sosiolog mengatakan bahwa berbagai masalah masyarakat seperti kejahatan seksual dan kekerasan yang merajalela, serta segala macam kebobrokan di masyarakat merupakan akibat dari lemahnya keluarga.
Banyak orang yang sukses berawal dari kondisi lingkungan keluarga yang baik, yang dapat menerima setiap kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota keluarga. Einstein salah satu contohnya. Dia dianggap bodoh dan nakal oleh sekolahnya dan kemudian dikelurkan. Tapi oleh ibunya ia dididik menjadi seorang jenius dan menjadi seorang ahli fisika yang dikenal sampai sekarang.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter anak dalam lingkungan keluarga yaitu keteladanan, kasih sayang dan cinta, pembiasaan dan nasihat.
Keteladanan
Dalam lingkungan keluarga, ayah dan ibu memiliki peranan yang dominan dalam membentuk watak dan karakter anak. Contoh atau teladan yang baik dari ayah dan ibu sangat tepat untuk menumbuhkan watak dan karakter anak.
Karenanya, jangan bercita-cita memiliki anak yang santun, lembut, kalau kesantunan dan kelembutan itu tidak ada dalam diri orang tuanya. Jangan bercita-cita punya anak yang tahu etika, kalau cara mendidik yang dilakukan orang tuanya tidak menggunakan etika. Sangat mustahil akan terwujud kedisiplinan pada diri anak jika disiplin itu bukan bagian dari diri orang tuanya. Orang tua ingin anak-anaknya tidak merokok padahal ternyata orang tuanya perokok berat, bagaimana mungkin?
Kasih sayang dan cinta
Perhatian dengan kasih sayang yang terjalin melalui komunikasi dua arah antara orang tua dan anak akan melahirkan hubungan yang baik. Dari situ, orang tua akan mudah memasukan sugesti-sugesti positif kepada anak. Dalam bahasa hypnosis kita kenal dengan preinduction. Artinya orang tua perlu melakukan pendekatan dengan kasih sayang dan komunikasi yang baik.
Kehangatan, kelembutan, dan kasih sayang yang tulus merupakan dasar penting bagi pendidikan anak. Dengan fitrahnya anak-anak bisa merasakannya. Lihat bagaimana riangnya sorot mata dan gerakan tangan serta kaki seorang bayi ketika ibunya akan mendekap dan menyusuinya dengan penuh kasih sayang.
Bayi kecil pun sudah mampu menangkap raut wajah yang selalu memberikan kehangatan, kelembutan, dan kasih sayang dengan tulus, apalagi mereka yang sudah lebih besar. Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita ungkapkan kecintaan kita yang tulus kepada anak-anak kita?
Pembiasaan dan nasihat
Anak perlu dibiasakan dengan hal-hal yang positif sejak kecil. Seperti disiplin, jujur, mandiri, hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda serta mampu bekerja sama dengan orang lain. Orang tua harus menerima kekurangan dan kelebihan setiap anak. Dan, memberi nasihat yang bijak atau meluruskan kesalahan anak jika bersalah dengan lembut dan halus.
Mendidik anak dengan memberi nasihat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka kesadarannya akan hakikat sesuatu. Nasihat yang bijak akan mendorong mereka menuju karakter yang baik. Sehingga mereka akan tumbuh dengan dihiasai perilaku yang baik sebagai cerminan karakternya.
Dari paparan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Ayah dan ibu menjadi figur sentral yang harus memberikan contoh yang baik, kasih sayang yang tulus, dan komunikasi dua arah yang seimbang. Serta, membimbing anak untuk melakukan hal-hal positif sejak kecil.
Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sangat sulit bagi institusi-institusi lain untuk memperbaikinya. Termasuk institusi sekolah. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat buruk pada perkembangan masyarakat. Artinya akan tumbuh masyarkat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran penuh bahwa karakter bangsa akan sangat tergantung pada pendidikan karakter pada lingkungan keluarga.

Please Comment....!!!

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s